Senin, 26 November 2012

BERSYUKURLAH KARENA ANDA WANITA YANG LEBIH BERUNTUNG


Yang pertama :
Tentang cerita seorang peneliti yang datang ke kota yang paling maju di India.
Di sana masih ada tradisi pembakaran pengantin wanita yang tidak bisa membayar mas kawin. Setiap hari pasti terjadi hal seperti itu. Dan di sana sudah dianggap hal yang biasa.
Kalau di papan-papan kecelakaan lalu lintas di India, tertulis jumlah korban kecelakaan yang terjadi di jalan-jalan yang berbahaya, tapi jumlah pembakaran wanita tidak pernah diberitakan.
Peneliti tersebut menayangkan hasil rekamannya di acara oprah tersebut..dan memang benar-benar mengerikan.
Biasanya kalau keluarga pihak pria mengalami kebangkrutan, atau pihak keluarga wanita kurang/tidak bisa melunasi mas kawinnya, maka si istri akan dibakar hidup-hidup di dalam rumahnya. Ada yang meninggal, tapi ada juga yang selamat (berhasil menyelamatkan diri) … tapi keadaannya sangat menderita…
Mereka yang selamat, datang ke rumah sakit… dan tidak pernah memberikan alasan yang sebenarnya.. . karena kalau mereka berani bicara, maka mereka / keluarganya akan dibunuh. Karena itu, alasan yang mereka berikan, pasti kecelakaan di dapur… kompor meledak, dan sebagainya.. tidak pernah mereka bisa berterus terang.. mereka takut.
Dan yang memperburuk keadaan, suami-suami mereka berkumpul di depan pintu rumah sakit (yang ditutup untuk menghalangi mereka), memaksa masuk, hanya untuk mengancam istri-istri mereka. (note: ruangan untuk istri-istri mereka ini adalah ruangan khusus, karena mereka semua yang dirawat adalah korban yang dibakar, sehingga bau menyengat selalu memenuhi ruangan.. )
Sewaktu di India, si peneliti ditemani oleh seorang wanita India yang berkerja di bagian organisasi wanita yang menangani masalah-masalah seperti ini. Dia mengatakan, alasan-alasan wanita ini dibakar, kadang bukan hanya karena mas kawin saja, tapi ada juga karena hal sepele. Misalnya sewaktu suami pulang, masakan belum siap, maka si suami akan menuang bensin ke istrinya dan membakarnya. . Pernah ada suami yang marah dan membakar istrinya, anak perempuannya yang masih kecil ikut terbakar karena berusaha menyelamatkan ibunya. Keduanya selamat, tapi cacat.. dan si anak trauma dengan kejadian itu.
Karena tradisi inilah, maka banyak sekali bayi-bayi perempuan di india yang digugurkan, karena keluarga hanya menganggapnya sebagai beban jika ia dewasa.
Kejadian terakhir yang bisa memberikan sedikit harapan, adalah pernikahan seorang gadis yang ayahnya telah menabung 10 tahun demi mempersiapkan mas kawin untuknya. Tapi pada hari pernikahan, tetap saja mas kawinnya kurang, dan keluarga pria menghina ayahnya dan meludahi ayahnya.. Sang gadis langsung melaporkan kejadian ini ke polisi, dan keluarga pria ditahan.
Sejak saat ini, barulah ada yang mulai berani mengikuti jejaknya. Karena sebenarnya, jika mereka berani melaporkan ke pihak berwajib, pasti keluarga pria akan ditindak. Jika kita melihat ke sel tahanan di sana, kita akan melihat, dalam satu sel, ada yang berisi satu keluarga… Cuma karena mereka takut dengan ancaman, sedikit sekali yang berani melaporkan..
Pada akhir acara oprah, si peneliti mengatakan, berita dukanya, saat ini, seluruh korban di rumah sakit yang tadi ditayangkan, tidak dapat diselamatkan. . kondisi mereka terlalu parah..
Yang kedua :
Acara tentang seorang dokter yang telah mendedikasikan kehidupannya untuk para wanita di ethiopia yang menderita fistula.
Di ethiopia , terdapat para keluarga yg tinggal jauh dari jalan besar… mereka tinggal dipinggiran.
Ada tradisi di sana dimana anak perempuan yang baru berumur 8-9 tahun sudah dinikahkan dan tinggal bersama keluarga anak lelaki. Pada saat si anak perempuan sudah mendapat mensturasi, barulah si anak akan ‘bersetubuh’ .  Maka itu pada usia yang sangat muda, mereka sudah mengandung.
Sayangnya proses kelahirannya tidak dibantu apa-apa … bahkan tidak ada bidan di sana.
Ada yang melahirkan prosesnya berhari-hari … bahkan sampai 6 hari … akhirnya bayinya meninggal karena terlalu lama… dan keluar (karena badan bayi sudah mengecil)…
Karena proses melahirkan yang sulit dipicu oleh kondisi jasmani ibu muda yang belum cukup umur tersebut, seringkali proses mengejan akhirnya merusak saluran kemih dan saluran BAB sang ibu. Akibatnya, pasca melahirkan, si ibu tidak dapat mengontrol saat buang air kecil dan air besar. Ia dapat buang air kecil dan air besar setiap saat tanpa disadari dan menetes terus dr saluran yang rusak tersebut. Belum lagi luka akibat melahirkan yang tidak diobati sampai akhirnya bernanah dan berbau.
Tidak tahan dengan bau tersebut, maka suami akan mengusir istrinya ke rumah orang tuanya. Orang tua si istri dengan tangan terbuka menerima anaknya kembali dan membuatkan gubuk kecil di depan/belakang rumah mereka, agar si anak bisa tinggal di sana sampai sembuh…(karena bau sang anak tidak memungkinkan untuk tetap tinggal bersama orangtua). Sayangnya mereka tidak pernah sembuh dan selamanya hidup terasing… sampai si dokter wanita ini muncul di sana…
Awalnya dokter ini datang hanya untuk kunjungan, tetapi setelah melihat keadaan di sana, dia memutuskan untuk tetap di sana dan akhirnya mendirikan rumah sakit khusus untuk para penderita fistula ini. Dia merawat dengan kasih sayang dan memberikan kembali rasa percaya diri para wanita ini. Dia melakukan operasi untuk menyembuhkan para wanita ini… tanpa dikenakan biaya sepeser pun. Para wanita ini datang pun dengan pengorbanan yang luar biasa… ada dari mereka yg berjalan bermil-mil.. .. ada yang menjual ternaknya… ada yang menjual harta bendanya.. demi mereka bisa sampai di rumah sakit.
Kadang setelah mereka punya ongkos untuk naik kendaraan, tapi di kendaraan itu mereka diminta turun, karena mereka bau… dan tidak bisa menahan untuk buang air.. sehingga akhirnya mereka terpaksa berjalan..
Di rumah sakit yang didirikan bersama suaminya, sang Dokter selain melakukan operasi untuk fistula tersebut, dia juga memberikan kehidupan baru bagi mereka.
Setelah selesai operasi dan penyembuhan, para wanita ini akan pulang dengan pakaian baru dan tentu saja harapan akan kehidupan baru.
Suatu sharing yang luar biasa yang dibagikan dalam acara tersebut. Saya bersyukur sekali telah melihatnya.
Saatnya kita syukuri anugrah yang telah kita dapatkan dalam kehidupan kita. Anda dan para wanita di sekitar kita mungkin memiliki kehidupan yang jauh lebih baik. Terlepas dari berbagai cobaan dan beban hidup yang dialami. Namun nun jauh disana, di bawah sinar matahari yang sama, di bumi yang sama dengan yang kita pijak saat ini.. ada wanita-wanita lain yang memiliki kehidupan yang berbeda. Penderitaan yang mungkin lebih berat dari yang dapat kita bayangkan…

arief suditomo

Siapa yang tidak mengenal Arief Suditomo, pria tampan kelahiran 14 Agustus 1968 yang wajahnya dahulu sering menghiasi Liputan 6 SCTV. Pria dengan nama lengkap Mohammad Arief Syafi'i Suditomo ini adalah gambaran dari sosok yang mencapai posisi puncak pada usia yang bisa terbilang masih teramat muda. Ia telah berpengalaman selama 16 tahun dalam dunia jurnalisme dan 13 tahun di industri broadcasting.

Putera pertama dari pasangan Suditomo Soemoatmodjo dan Saribanon Sapi’ie ini adalah salah satu pemimpin redaksi termuda di salah satu stasiun televisi terkemuka di Indonesia yang merupakan news room paling produktif dengan rating paling kompetitif.

Karirnya berawal dengan menjadi jurnalis di harian Jakarta Post sejak tahun 1992-1995. Kemudian ia mulai berkarir di dunia TV broadcasting dengan menjadi Sr. Anchor dan sekaligus Executive Producer di SCTV selama 8 tahun (1995-2003). Prestasinya bisa dibilang cukup membanggakan. Selama tiga kali ia meraih penghargaan Panasonic Awards bagi News Anchor pada tahun 1999, 2001 dan 2002, selain meraih The British Chevening Awards 1999-2000.

Pada tahun 2003 ia mengembangkan karirnya dengan berpindah ke RCTI dan menjadi Program Planning & Scheduling Manager hingga tahun 2004. Karirnya menanjak sampai ia ditunjuk menjadi Deputy Editor in Chief sekaligus sebagai News Production Manager RCTI selama 1 tahun (2004-2005). Dan dengan cepat ia dipercayakan menjadi Editor in Chief RCTI sejak tahun 2005 hingga saat ini. Pada tahun ini Arief mulai mengembangkan karirnya dengan menambahkan kegiatannya dengan menjadi Programming & Production Director dari SUNTV Network.



Kesuksesan Sebagai Buah Dari Ikhtiar dan Good Luck

Bagi Arief suatu filosofi tentang kesuksesannya adalah sederhana saja dan merupakan prinsip hidup yang selalu dianutnya, “ Kesuksesan adalah buah dari ikhtiar dan good luck.” Ia meyakini bahwa masing-masing orang bertanggung jawab untuk bekerja keras dan berupaya, tetapi jangan lupakan faktor luck yang adalah ketetapan Sang Pencipta. Baginya kedua hal ini adalah hal utama yang menentukan sebuah kesuksesan, tidak hanya kerja keras seseorang, tetapi juga keberuntungan yang adalah satu anugerah dari Yang Maha Kuasa.

Arief mengaku bahwa ia bukan tipe seorang yang ambisius, tetapi dalam hidupnya ia selalu memiliki cita-cita. Dan ia memandang bahwa antara suatu upaya dan nasib seseorang tidak ada seorangpun yang mampu menentukan atau mengendalikannya. Ia menyadari benar bahwa keberhasilan yang ia capai tidak seluruhnya berasal dari usahanya, “Seluruh pencapaian saya tidak seluruhnya buah dari ikhtiar, mengingat ada banyak hal yang tidak saya proyeksikan, tetapi justru nasib dan keberuntunganlah yang membawa saya ke posisi-posisi yang pernah dan kini saya jalani.” Baginya faktor keberuntungan adalah satu faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, meskipun faktor usaha/kerja keras adalah satu faktor utama yang tidak dapat dilupakan.

Meyakini Energi dan Aura Positif

Arief selalu menjalani hidupnya dengan satu keyakinan kepada perilaku positif, “Energi dan aura positif itu sangat dapat saya rasakan radiasi nya, baik yang asal pancarannya dari orang lain atau diri sendiri.” Pandangan ini banyak mempengaruhi bagaimana ia menjalani perjalanan hidup dan karirnya. Memancarkan radiasi perilaku positif adalah hal yang penting untuk dapat dirasakan oleh orang sekeliling, dengan demikian pancaran ini akan memberikan semangat bagi siapapun yang ada di sekeliling. Namun ia juga memandang bahwa aura yang ia rasakan dari orang lain juga mampu memberikan masukan positif yang juga memberi pengaruh yang cukup besar pada dirinya.

Bagi seorang Arief perjuangannya sekarang adalah bagaimana agar produk-produk jurnalistik TV di Indonesia bisa menjadi tayangan alternatif di prime time. Ia sadar bahwa hal ini nampaknya sesuatu yang seperti mimpi. Tetapi dengan keyakinannya, seperti yang selalu dikatakannya ”.. karena saya sangat percaya program berita dan sejenisnya memberikan lebih banyak hal positif,” maka ia tetap akan terus memperjuangkannya dengan penuh optimisme. Rasa opitimisme ini juga terbangun karena adanya banyak mereka lainnya yang juga memperjuangkan hal yang sama.

Ia juga mengungkapkan bahwa pencapaian terbesar baginya adalah disaat orang lain berbahagia atas apa yang ia lakukan atau tidak lakukan, dan di saat ia merasa bermanfaat buat orang lain.

Ibunda dan Nelson Mandela: Pribadi Paling Berpengaruh
Bagi Arief ada beberapa pribadi yang memberikan pengaruh terbesar dalam dirinya, yaitu ibunda tercinta, dan salah satu negarawan dunia yang menjadi inspirasi terbesar bagi dirinya. Dialah Nelson Mandela yang selalu memberikan inspirasi dan teladan melalui kesabaran dan ketangguhannya untuk tetap kukuh, fokus dan positif.

Seorang Pemimpin Yang Versatile
Bagaimana Arief memimpin timnya? Ia mengaku bahwa sebagai seorang pemimpin ia lebih bertipe versatile, yaitu tipe yang fleksibel dan mudah berdaptasi dengan tugas ataupun tanggung jawab apapun. Ia juga tipe pemimpin yang cukup mempercayai berbagai teori yang ada di textbook tetapi ia juga seorang pemimpin yang mengutamakan inovasi. Dan sekalipun ia menganut konsep seorang pemimpin dengan otoritas yang penuh, ia tidak membiarkan dirinya pada akhirnya sendirian dan kesepian di tampuk kepemimpinan, tetapi ia tetap memiliki hubungan yang dekat dan bersahabat dengan seluruh tim yang dipimpinnya.

Pekerja Keras Yang Sibuk
Arief adalah tipe pekerja keras yang mungkin bekerja lebih keras dan lebih panjang dari sesama eksekutif seusianya. Ia terbiasa bekerja dari pagi hingga malam, sekitar 16 hingga 19 jam sehari. Kegiatan sehari-harinya adalah pulang pergi dari RCTI ke kantor pusat di Kebon Sirih. Apa saja kesibukannya? Berkoordinasi dengan seluruh produser dalam hal editorial execution (eksekusi editorial), melakukan proyeksi editorial, dan mengambil keputusan menyetujui atau menolaknya, mengevaluasi content (isi) serta menelaah market reception dari setiap output yang diberikan.

Prioritas Dalam Hidup

Menurut Arief prioritas utama dalam hidup Arief adalah Tuhan, kehormatannya, keluarga tercinta, para pemirsa dan kebahagiaannya.

Pria yang menikahi Susan Karamoy pada bulan Maret 1999 ini dianugerahi dua putera, Sena Britantoro Ramadhan Suditomo, yang lahir di London, 25 Desember 1999 dan Raul Omar Ramadhan Suditomo yang lahir di Jakarta, 1 November 2005. Salah satu hobby yang sering dilakukannya untuk berekreasi adalah membaca.

Inilah sedikit tentang Arief Suditomo, seorang tokoh muda sukses yang memiliki integritas tinggi dan kegigihan untuk meraih yang terbaik

Bio Data Arief Suditomo
Karir:

· 2008 – now : Programming & Production Director SUNTV Network

· 2005 – now : Editor in Chief RCTI.

· 2004 – 2005 : Deputy Editor in Chief & News Production Manager RCTI.

· 2003 – 2004 : Program Planning & Scheduling Manager RCTI.

· 1995 – 2003 : Sr. Anchor & Executive Producer at SCTV.

· 1992 – 1995 : Reporter, The Jakarta Post, English daily.

· 1998 – now : Lecturer at London Institute of Communication, London

School of Public Relations.

Pendidikan:

· MA in Communications from University of Westminster, London. UK.

Thesis: “Democratisation vs. Market, The Role of Television in Indonesian Journey to Democracy”. 1999 -- 2000

· State University of Padjadjaran Law School, in Bandung, West Java. Majoring in Civil Law. 1987 -- 1992

sumber : http://forum.detik.com/arief-suditomo-kesuksesan-adalah-buah-kerja-keras-dan-keberuntungan-t75093.html?s=1d5277c77cf6735330e952f2ae4947ed&

Minggu, 28 Oktober 2012

White Snake Legend

Well ijinkan malam ini saya menulis tentang suatu hal. begini ceritanya ! kurang lebih pada tahun 1993 (tepatnya ketika saya masih balita). saya melihat serial drama mandarin yang sangat menyentuh sekali. judulnya kalau orang indonesia bilang legenda ular putih atau orang inggris bilang white snake legend.
dan saya ingin berbagi bagian yang paling menarik dari serial yang lebih dari 200 episode tersebut.
kalau di you tube teman-teman bisa buka linknya pada bagian 163 yang indonesian subtitle.
menyentuh sekali, kalau lihat vedio tersebut jadi teringat bahwa kasih sayang seorang ibu tiada batas.
foto ini saya ambil dengan screenshot awesome langsung dari YT :



:( Ibuuuuu.... 







Sungguh dalam ya hakikat cinta seorang ibu... 

cintanya akan bersama kita walau pada akhirnya kita haris dipisahkan oleh banyak hal termasuk kematian. so teman teman bisa melihat videonya langsung di link ini. white snake legend

Minggu, 21 Oktober 2012

JIKA AKU KETUA KPK

Kalau saya menjadi ketua KPK, hal pertama yang saya lakukan adalah, merenungi dari saya sendiri apakah sebagai diri sendiri saya benar -benar bersih tidak pernah terlibat korupsi? karena malu jika pada akhirnya saya sendiri juga pernah melakukan korupsi. jadi saya yakinkah diri saya dulu apakah saya ini benar-benar suci dan layak jadi ketua KPK ?
yang kedua saya akan mengusut segala tindak korupsi yang ada di negeri ini. setelah itu mereka para koruptor yang tertangkap wajib bekerja sebagai petani sawit di daerah mesuji. kekayaannya disita semuanya baik dari hasil korupsi maupun dari hasil kerja sendiri, semuanya disita, karena harta halal yang terkontaminasi harta haram, maka haramlah semuanya.
harta sitaan tersebut kemudian disumbangkan kepada keluarga-keluarga miskin yang ada di negeri ini. rakyat yang tidak punya rumah maka dibangunkan rumah dari harta sitaan itu, anak-anak miskin mendapatkan pendidikan layak dari harta sitaan itu.
intinya semua harta sitaan hasil korupsi dikumpulkan guna pembangunan negeri ini. 

yang kedua saya akan membangun sebuah forum tempat generasi-generasi indonesia berkumpul, semacam membangun doktrin bahwa korupsi itu Jahat. bahwa korupsi itu Setan, bahwa Korupsi itu Neraka, Bahwa Korupsi itu adalah Pembunuh bangsanya sendiri, Bahwa Korupsi adalah perbuatan terkutuk. 

yang ketiga jika ternyata koruptor yang ditempatkan di perkebunan sawit tidak menggunakan kesempatan sebaik-baiknya, (JUSTRU korupsi diatas korupsi) maka saya menyodorkan permohonan pada presiden agar Pelaku Korupsi dihukum mati, sebab hukum mati akan menjadi SHOCK THERAPY bagi pelaku-pelaku korupsi lainnya.
dan jika ternyata presidennya juga korupsi, saya akan masuk kamar dan mengembalikan masalah korupsi ini kepada Tuhan, supaya Tuhan sendiri yang turun tangan, seperti ia menurun kan azap kepada kaum nabi nuh dan kaum nabi luth as. sebab Tuhan tak pernah tidur. ia maha mengetahui SEGALA PERBUATAN.


Jumat, 28 September 2012

Ratna Sarumpaet - Marsinah Menggugat (Monolog)


ALAM DILUAR ALAM KEHIDUPAN. DISEBUAH PERKUBURAN.


MARSINAH SEORANG PEREMPUAN MUDA, USIA 24 TAHUN, SEORANG BURUH KECIL DARI SEBUAH PABRIK ARLOJI DI PORONG, JAWA TIMUR, TANGGAL 9 MEI 1993 DITEMUKAN MATI TERBUNUH, DI HUTAN JATI DI MADIUN. DARI HASIL PEMERIKSAAN  OTOPSI, DIKETAHUI KEMATIAN PEREMPUAN MALANG INI DIDAHULUI PENJARAHAN KEJI, PENGANIAYAAN DAN PEMERKOSAAN DENGAN MENGGUNAKAN BENDA TAJAM. KASUS KEMATIAN PEREMPUAN INI KEMUDIAN RAMAI DIBICARAKAN. BANYAK HAL TERJADI. ADA KEPRIHATINAN YANG TINGGI YANG MELAHIRKAN BERBAGAI PENGHARGAAN. TAPI PADA SAAT BERSAMAAN BERBAGAI PELECEHAN JUGA TERJADI DALAM PROSES MENGUNGKAP SIAPA PEMBUNUHNYA. SETELAH MELALUI PROSES YANG AMAT PANJANG DAN TAK MEMBUAHKAN APA-APA, KASUS  UNTUK JANGKA WAKTU CUKUP PANJANG, DAN SEKARANG, SETELAH  MARSINAH SEBENARNYA SUDAH MENGIKHLASKAN KEMATIANNYA MENJADI KEMATIAN YANG SIA-SIA, TIBA-TIBA SAJA KASUS INI DIANGKAT KEMBALI. MENDENGAR HAL ITU MARSINAH SANGAT TERGANGGU, DAN MEMUTUSKAN UNTUK MENENGOK SEBENTAR KE ALAM KEHIDUPAN, TEPATNYA, PADA SEBUAH ACARA PELUNCURAN SEBUAH BUKU YANG DI TULIS BERDASARKAN KEMATIANNYA. INILAH UNTUK PERTAMA KALINYA MARSINAH MENGUNJUNGI ALAM KEHIDUPAN. KAWAN-KAWAN SENASIB DI ALAM KUBUR TAMPAKNYA KEBERATAN. DAN DARI SITULAH MONOLOG INI DIMULAI.

ADA SUARA-SUARA MALAM. PERTUNJUKAN INI TERJADI DI SEBUAH PERKUBURAN. MARSINAH TAMPAK MERINGKUK DI SEBUAH BALE, GELISAH. DIA TERTEKAN, RAGU AKAN KEPUTUSAN YANG DIBUATNYA.

Kalau saja dalam kesunyian mencekam yang dirasuki hantu- hantu ini aku dapat merasakan kesunyian yang sebenar-benarnya  sunyi.  Kalau saja dalam kesunyian ini aku dapat menutup telingaku dari pekik mengerikan, raung dari rasa lapar, derita yang tak habis-habis. Kalau saja sesaat saja aku diberi kesempatan merasakan betapa diriku adalah milikku sendiri....

DIKEJAUHAN, TERDENGAR SUARA ORANG-ORANG YANG SEDANG MEMBACAKAN AYAT-AYAT, YANG SEMAKIN LAMA TERASA SEMAKIN DEKAT DAN SEMAKIN MENGGEMURUH. MARSINAH BANGKIT PERLAHAN, MURUNG.

Apa gerangan kata Ayahku tentang waktu yang seperti ini.... Kejam rasanya seorang diri, diliputi amarah dan rasa benci. Tersekap rasa takut yang tak putus-putus menghimpit..... Ketakutan yang tak bisa diapa-apakan..... Tidak bisa bunuh, atau dilawan.....

MARSINAH SEPERTI MENDENGAR SUARA-SUARA DARI MASA LALUNYA, SUARA-SUARA DERAP SEPATU, YANG MEMBUATNYA GUSAR.

Suara-suara itu.... Dia datang lagi.... Seperti derap kaki seribu serigala menggetar bumi....

Mereka datang menghadang ke damaiku..... Mereka mengikuti terus..... Bahkan sampai ke liang kubur ini mereka mengikutiku terus....

Kalau betul maut adalah tempat menemu kedamaian..... Kenapa aku masih seperti ini?

Terhimpit di tengah pertarungan-pertarrungan lama....  Kenapa pedih dari luka lamaku masih terasa menggerogoti hati dan perasaanku...... Kenapa amarah dan kecewaku masih seperti kobaran api, membakarku?

TERDENGAR SUARA SESEORANG NEMBANG, LIRIH..... TEMBANG ITU SESAAT SEOLAH MENGENDURKAN KETEGANGAN MARSINAH. DIA BICARA, LIRIH.

Dengan berbagai cara nek Poeirah, nenekku, mengajarkan kepadaku tentang kepasrahan.....  Dia mengajarkan kepadaku bagaimana menjadi anak yang menerima dan pasrah......  Pasrah itu yang kemudian menjadi kekuatanku..... Yang membuatku selalu tersenyum menghadapi kepahitan yang bagaimanapun. Kemiskinan keluargaku yang melilit...... Pendidikanku yang harus terputus di tengah jalan.....

Perempuan ini jugalah yang mengajarkan kepadaku betapa hidup membutuhkan kegigihan...... Tapi kegigihan seperti apa yang bisa kuberikan sekarang...... Pada saat mana aku sudah menjadi arwah seperti ini, dan mereka masih mengikutiku terus?

Sulit mungkin membayangkan bagaimana dulu kemiskinan melilit keluargaku...... Bagaimana setiap pagi dan sore hari aku harus berkeliling menjajakan kue bikinan Nenekku, demi seratus duaratus perak. Aku nyaris tak pernah bermain dengan anak-anak sebayaku. Kebahagiaan masa kecilku hilang...... Tapi aku ikhlas...... Karena dengan uang itu aku bisa menyewa sebuah buku dan membacanya sepuas-puasnya.

Berupaya meningkatkan pendidikanku yang pas-pasan..... Merindukan kehidupan yang lebih layak.... Berlebihankah itu? Memiliki cita-cita..... Memiliki harapan-harapan..... Berlebihankah itu?

Lalu kenapa cita-citalah yang akhirnya memperkenalkanku pada arti kemiskinan yang sesungguhnya. Kenapa harapan-harapanku justru menyeretku berhadapan dengan ketidakberdayaan yang tak terelakan?

DERAP SEPATU DARI MASA LALU ITU KEMBALI MENGGEMURUH MEMBUAT MARSINAH KEMBALI TEGANG.

Itulah kali teakhir aku datang ke Nganjuk. Ketika Nenekku, tidak seperti biasanya, berkeras menahanku. Dia bicara banyak tentang firasat. Aku tahu dia membaca kegelisahanku...... Tapi aku terlalu gusar untuk menggubris nasehat-nasehatnya..... Dan sampai akhirnya aku meningggalkan Nganjuk, aku tidak pernah menjelaskan kepadanya, kenapa saat itu Sidoarjo    menjadi begitu penting untukku.....

MARSINAH MENDADAK SEDIH LUAR BIASA.

Apa yang harus kukatakan? Apa yang dimengerti perempuan tua itu tentang hak bicara? Tentang pentingnya memperjuangkan hak? Dia hanya mengerti turun ke sawah sebelum matahari terbit, dan meninggalkannya setelah matahari terbenam, karena perut tiga orang cucu  yang diasuhnya harus selalu terisi.

MARSINAH MULAI GUSAR HALUS, SUARA-SUARA DI MASA LALUNYA DULU MULAI MENGIANG DI TELINGANYA.

Barangkali kalian menganggap apa yang kulakukan ini tidak masuk akal..... Barangkali kalian menganggapnya perbuatan sinting.... Tapi aku harus pergi...... Dengan atau tanpa kalian, aku akan pergi.....

Setelah empat tahun lebih aku merasa mati sia-sia, mereka tiba-tiba kembali mengungkit-ungkit kematianku. Kematian Marsinah murni kriminal. Kematian Marsinah tidak ada hubungannya dengan pemogokan buruh. Kematian Marsinah berlatar belakang balas dendam. Dan hari ini, sebuah buku yang ditulis atas kematianku, diluncurkan. Gila!

Aku? Siapa aku? Seorang perempuan miskin yang di masa hidupnya tidak punya kemampuan membeli sebuah buku pun untuk dibaca atau dibanggakan.....

Apa yang mereka inginkan dariku? Mereka menggali tulang-tulangku. Dua kali mereka membongkar kuburanku, juga untuk sia-sia, terkontaminasi..... Bangsat!

Ini mungkin bagian yang paling aku benci. Mereka selalu menganggap semua orang bodoh.  Mereka selalu menganggap semua orang bisa dibodohi.

HENING LAGI.....

Tapi itulah mungkin betapa aku, kita-kita ini, sesungguhnya adalah orang-orang pilihan.   Orang-orang yang dipilih untuk sebuah rencana besar, dan sekaranglah saatnya. Pada saat kita sudah tidak eksis. Pada saat kita sudah tidak mungkin dibunuh karena kita toh sudah terbunuh. Mereka boleh dongkol atau mengamuk sekalian  mendengar apa yang kita ucapkan. Tapi menggebuk kita?  Masa arwah mau digebuk juga?

SUARA -SUARA MASA LALU ITU KEMBALI TERDENGAR. BEBERAPA SAAT MARSINAH TAMPAK TEGANG DAN TERGANGGU, TAPI DIA MELAWANNYA. MELANGKAH SATU-SATU, IA MENENGADAHKAN MUKANYA, BICARA PADA SUARA-SUARA YANG MENGGANGGUNYA ITU.

Suara-suara itu....  Mereka mengikutiku terus..... Aku tahu mereka akan menggangguku lagi.   Aku tahu mereka akan terus menggangguku. Aku tidak takut dan aku tidak akan berhenti.....  Aku akan berdiri di tengah peluncuran buku itu, dan aku akan menghadapi mereka di sana.

Algojo-algojoku..... Orang-orang yang dulu begitu bernafsu menghabisi hidupku. Berbaur dengan mereka yang dengan gigih telah berusaha menegakan keadilan atas kematianku. Lalu aku akan menikmati bagaimana mereka satu demi satu berpaling menghindari tatapanku, atau menundukkan kepala; atau lari lintang pukang dikejar dosanya sendiri. Dan sebuah peluncuran buku yang lazimnya dipenuhi tawa, tepuk tangan dan sanjungan itu akan berubah menjadi sebuah  upacara mencekam, Marsinah, muncul menggugat. Belati berlumur darah itu muncul di depan matamu, setelah sekian lama kau mengira, kau telah berhasil  melenyapkannya dari tuntutan keadilan.

KETIKA SUARA-SUARA DI MASA LALU ITU MEREDA, MARSINAH JUSTRU TAMPAK SEMAKIN MURUNG DAN GUSAR. IA MENJATUHKAN TUBUHNYA DI LANTAI, LETIH. IA BICARA SEPERTI PADA DIRINYA SENDIRI.

Aku melihat begitu banyak tangan berlumuran darah.... Aku melihat bagaimana keserakahan boleh terus berlangsung, para pemilik modal boleh terus mengeruk keuntungan, para manager dan para pemegang kekuasaan boleh terus-menerus bercengkerama di atas setiap tetes keringatku. Tapi seorang buruh kecil seperti diriku berani membuka mulutnya menuntut kenaikan upah?   Nyawanya akan terenggut.

Dan sekarang lihat bagaimana mereka menjadikan kematianku bagai jembatan emas demi kemanusiaan; Demi ditegakkannya keadilan; Demi perbaikan nasib buruh.

MARSINAH TERTAWA, GETIR.

Memperbaiki nasib buruh.... Dari 1500 menjadi 1700, dari 1700 menjadi 1900.... Satu gelas teh manis di pagi hari, satu mangkok bakso di siang hari, lalu satu mangkok lainnya di malam hari. Itu takaran mereka tentang kebahagiaan seorang buruh, yang dituntut untuk memberikan seluruh tenaga dan pikirannya, tanpa boleh mengeluh.

Mereka bermain di antara angka-angka. Mereka tidak pernah mempertimbangkan apakah sejumlah angka mampu memanusiakan seorang buruh. Dan mereka menepuk dada karena itu.

Memperbaiki nasib buruh.... Mana mungkin kematian seorang buruh kecil seperti diriku mampu  memanusiakan buruh di tengah sebuah bangsa yang sakit?

SUARA DARI MASA LALU ITU KEMBALI MENGHENTAK, MENGEJUTKAN MARSINAH. TAPI DIA TIDAK TAKUT.

Aku tidak takut. Aku tidak takut. (KE KAWAN-KAWANNYA) Aku tidak takut. (KE SUARA-SUARA) Aku bisa mempertanggungjawabkan semua itu..... Masa hidupku yang terhempas-hempas yang terus-menerus dihantui rasa takut bisa mempertanggungjawabkan semua itu. Kematianku yang menyakitkan. Tulang-tulangku yang remuk; darahku yang berceceran membasahi tumit kalian.... Bisa mempertanggungjawabkan semua itu.

Bangsa yang bagaimana yang kalian harapkan aku menyebutnya? Aku mengais-ngais mencari sesuap nasi di sana. Sambil terus-menerus tersandung-sandung, dikejar-kejar gertakan dan ancaman-ancaman kalian.

Aku disiksa di sana..... Aku diperkosa di sana, dibunuh dengan keji..... Begitu kalian telah mematikanku. Begitu kalian merenggut seluruh hak hidupku...... Bangsa yang bagaimana kalian pikir aku menyebutnya? Bangsa yang bagaimana?

KETIKA SUARA DARI MASA LALU ITU MENGHILANG, MARSINAH LAGI-LAGI GUSAR. IA DUDUK SAMBIL MEMELUK KEDUA LUTUTNYA, SEPERTI MERINGKUK.

Apa sebenarnya yang sedang  kulakukan ini? Aku kembali mengorek luka itu.... Tuhan, ini menyakitkan. Tidak! Ini terlalu menyakitkan. Aku tidak akan melakukan ini. Tidak! Persetan dengan sebuah buku yang terbit. Persetan dengan calon-calon korban yang sekarang ini mungkin telah berdiri di tepi liang lahat dan segera akan menelannya. Aku arwah, dengan air mata yang tak habis-habis.... Arwah yang terus-menerus gusar digelayuti beban lama..... Apa yang bisa kulakukan? Tidak!

MARSINAH KEMBALI MENENGADAHKAN KEPALA, SEPERTI BICARA PADA SUARA-SUARA ITU.

Sampaikan pada mereka, Marsinah tidak akan datang! Marsinah yang lemah..... Yang lemah lembut.....  Perempuan miskin yang tak berdaya dan tidak tahu apa-apa..... Tidak! Dia tidak akan datang. Dia akan menunggu hingga peradilan agung itu tiba, dan dia akan berdiri di sana sebagai saksi utamanya.

SUASANA TIBA-TIBA BERUBAH, CAHAYA MENJADI MERUANG. MARSINAH BANGKIT HERAN. MARSINAH BERPUTAR MENGAMATI SEKELILINGNYA.

Aku di sini sekarang..... Sebuah ruangan yang megah..... Dan di sini, sekelompok manusia berkumpul.....

MARSINAH SURUT KE BALE, MENGAMBIL SELENDANGNYA.

Aku akan menghadapi ini dengan sebaik-baiknya.... Aku akan membuat mereka terperangah.   Aku akan mengecohkan mereka dari setiap sudut yang tidak mereka duga sama sekali.

MARSINAH BERGERAK KE HADAPAN HADIRIN, SAMBIL MENATAP SEKELILING.

Aku di sini sekarang.....

TATAPAN MARSINAH TERHENTI PADA SATU KELOMPOK HADIRIN.

Dan kalian.....  Aku mengenali betul siapa kalian..... Sebuah generasi, yang seharusnya ceria dan merdeka, duduk di sini dengan tatapan mengandung duka......

MARSINAH BERGERAK KE ARAH KELOMPOK ITU.

Demi Tuhan. Bagiku, kalian adalah fakta paling menyakitkan. Kemarahan kalian itu adalah kemarahanku dulu. Harapan dan cita-cita kalian itu adalah harapan dan cita-citaku dulu. Cita-cita yang terlalu sederhana sebenarnya untuk mengorbankan satu kehidupan. 

Satu saat, di tengah sebuah arak-arakan, aku menyaksikan kalian menengadahkan muka ke langit, marah..... Dengan mulut berbuih, kalian memekik menuntut perubahan Setiap kali aku melihat kalian meronta seperti itu, perasaanku terguncang. Aku ingin sekali berkata, "Jangan!"

Aku adalah korban dari kemarahan seperti itu. Dan tidak satu pun dari kita bisa mengelak, kalau kematianku adalah lambang kematian kalian. Lambang kematian sebuah generasi. Kematian dari setiap cita-cita yang merindukan perubahan.

MARSINAH BERHENTI BEBERAPA SAAT SEPERTI SEDANG MENJERNIHKAN PIKIRANNYA. IA LALU MENATAP KE LANGIT, DAN MULAI BICARA.

Kalian mungkin tidak akan memahami ini... Tapi aku ya. Aku memahaminya betul.  Di dalam matiku aku telah melakukan perjalanan mundur. Sebuah penjelajahan berharga yang kemudian membuka mataku tentang berbagai hal.

Dari situ aku jadi tahu banyak..... Aku jadi tahu kalau dunia di mana dulu aku dilahirkan;  Dunia yang kemudian dengan dingin telah merenggut hak hidupku; adalah dunia yang sakit, sakit sesakit-sakitnya. Dunia di mana kebenaran-kebenaran dibungkus,  dimasukkan ke dalam peti lalu dikubur dalam-dalam....

Di dunia seperti itulah aku dibungkam. Tidak cukup hanya dengan gertakan, dengan penganiayaan dan pemerkosaan yang dengan membabi buta telah mereka lakukan. Untuk yakin mulutku tidak lagi akan terbuka,  mereka mencabut nyawaku sekaligus.

Sekarang, apa yang harus kukatakan pada kalian? Aku tahu menolak adalah hak kalian. Hak paling azasi dari setiap umat. Tapi lihat, pelajaran apa sekarang yang kalian peroleh dari apa yang aku alami?

MARSINAH MENGAMBIL SEBUAH KORAN, LALU MEMBUKA-BUKANYA, SESAAT.

Kalian pasti tidak bisa membayangkan seberapa banyak kebenaran yang aku ketahui, yang seharusnya kalian ketahui karena sebagai warga masyarakat kalian berhak untuk itu. Aku tidak membaca apa-apa di sini. Berita yang kalian dapatkan hanya berita yang boleh kalian dapatkan, bukan yang berhak kalian dapatkan.

Itu sebab kalian baru heboh setelah kebakaran hutan merambat ke mana-mana dan mulai menelan korban. Sementara aku.....

Aku sudah mengetahui semua itu lama sebelum api pertama disulut. Aku tahu siapa yang menyulut api, dan aku tahu persis kenapa. Semua kalian heboh membicarakan kebakaran hutan. Semua kalian marah dan resah..... Koran-koran, seminar-seminar, pertunjukan-pertunjukan kesenian meradang membicarakan kebakaran hutan, seolah kebakaran hutan itu bencana yang datang begitu saja dari langit dan hanya mungkin ditangiskan pada Tuhan. Kehebohan yang tak bertenaga dan tak punya gigi.....

MARSINAH MEMBACA KORAN.

Pemulihan kondisi moneter akan terus diupayakan. Jangan aku dikultuskan..... Tapi bukan berarti aku menolak untuk dikultuskan..... Namun, renungkanlah..... Waou....

MARSINAH MELEMPAR KORAN ITU KASAR. TAPI TIBA-TIBA JADI TERPERANJAT ATAS ULAHNYA.

Sebentar! Apakah di ruangan ini ada intel atau aparat? Alhamdulillah..... Dan tolong dicatat baik-baik. Marsinah sebenarnya tidak sungguh-sungguh ingin menggugat. Dia hanya takjub..... Rakyat mana yang sempat memikirkan pemulihan kondisi  moneter? Apa yang mampu mereka pikirkan dengan perut melilit? Mereka terseok-seok terancam kelaparan. Pikiran dan perasaan meraka tercekam mendengar ratusan orang mati karena kelaparan justru ditempatkan di mana uang sedang terus ditambang.

Di dunia seperti itulah kalian dilahirkan. Dunia di mana serigala-serigala berkeliaran mengejar nama dan kemuliaan, dan untuk itu kebodohan dan kelaparan kalian penting terus dipertahankan. Dunia di mana kemiskinan kalian dijadikan aset penting, demi lahirnya seorang Pahlawan,  Pahlawan Pengentasan Kemiskinan.

Di dunia seperti itulah kalian tumbuh sebagai generasi penerus. Dunia di mana di atas pundak kalian masa depan sebuah bangsa dipercayakan, sambil pada saat yang sama, ke dalam rongga hidung kalian serbuk yang mematikan akal sehat, terus menerus ditiupkan. Generasi tumbal.....

Generasi yang malang....

MARSINAH MEMBUANG PANDANGAN KE ARAH LAIN.

Lalu kalian.... Entah apa yang aku katakan pada kalian? Terus terang, berhadapan dengan kalian adalah bagian yang paling aku takutkan. Lengan kananku biru kejang-kejang dicengkram dengan kasar oleh seorang satpam yang mencoba menjaili izin haidku dengan merogoh kasar celana dalamku. 

Berminggu-minggu si Kuneng, buruh di bawah usia itu dibelenggu rasa takut ketika satpam lain dengan kasar meremas susunya yang belum tumbuh, yang masih melekat di tulang rusuknya. Satpam-satpam itu sama melaratnya dengan kami. Sama menderitanya. Hanya karena mereka laki-laki dan punya pentungan..... Mereka merasa berhak ikut-ikutan melukai kami...... Ikut-ikutan memperlakukan kami bagai bulan-bulanan. Tapi bukan Subiyanto.

Bagi kami Subiyanto adalah kekecualian. Subiyantolah yang membawa Kuneng ke ahli jiwa, ketika perempuan itu satu saat betul-betul terguncang. Dia mencari pinjaman ke sana ke mari untuk itu. Bagi kami Subiyanto selalu menjadi pelindung.... Dan dia dituduh sebagai salah satu pembunuhku? Gila..... Lalat hinggap dimakan malamnya dia tidak akan mengusirnya.   Itulah Subiyanto.

MARSINAH MEMBUANG PANDANGANNYA, JAUH. SINIS.

Aku menyaksikan bagaimana Lembaga Peradilan berubah menjadi lembaga penganiayaan. Aku menyaksikan bagaimana saksi-saksi utama dibungkam, dilenyapkan..... Menyaksikan saksi-saksi palsu berdiri seperti boneka, remuk dan ketakutan.... Dan Subiyanto ada di sana..... Lelaki berhati lembut itu disiksa di sana. Dianiaya, ditelanjangi, disetrum kemaluannya, dan dipaksa mengakui telah ikut membunuhku. Mereka menciptakan cerita-cerita bohong; Mereka memfitnah; Mereka menghakimi orang-orang yang tidak pernah ada.

Kalian semua tahu itu bohong. Kalian tahu persis itu rekayasa. Aku tahu kalian akhirnya berhasil membebaskan Subiyanto dari rekayasa sinting itu. Lalu bagaimana dengan aku? Bagaimana mungkin nyawaku lepas begitu saja dari tubuhku tanpa seorang pelaku?

Apa yang akan kalian katakan tentang itu? Bahwa Hukum itu gagap? Bahwa Lembaga Peradilan itu gagap? Bahwa di atas meja, di mana mestinya ditegakkan di situlah, uang, darah dan peluru lebih dahulu saling melumuri? Demi Tuhan. Aku tidak bisa membayangkan, bagaimana kelak kalian akan mempertanggungjawabkan itu pada anak cucu kalian..... Lembaga Peradilan adalah harapan terakhir bagi orang-orang kecil seperti kami. Satu-satunya tempat yang seharusnya memberikan pada kami perlindungan.

Tapi apa yang kami dapatkan? Apa yang kami dapatkan?

MARSINAH TIBA-TIBA BERHENTI, MENGALIHKAN TATAPANNYA KE ARAH LAIN.

Nanti dulu. Aku seperti menyaksikan sebuah pemandangan bagus.

MARSINAH MENGAMBIL TEROPONG DARI MEJA PERLENGKAPANNYA, UNTUK BISA MELIHAT DENGAN JELAS.

Bukankah bapak yang duduk di pojok itu adalah seorang anggota DPR? Atau..... Jangan-jangan, beliau ini adalah anggota DPR dari Partai terlarang itu? Hm.... Lagi-lagi Kuneng.... Lagi-lagi perempuan malang itu mengingatkanku betapa menyakitkannya menjadi orang tak berdaya. Satu tahun Kuneng berhasil menunda pengosongan kampung Ijo itu. Kampung di mana Orangtuanya memiliki sepetak kecil tanah yang dibeli dengan cara cicilan.

Bulak-balik Kuneng ke kantor DPR. Dia yakin betul para wakil Rakyat itu mampu membelanya memperoleh ganti rugi yang lebih layak. Satu hari, sepulang kerja, Kuneng terperangah kecewa. Kampung Ijo itu sudah rata digilas traktor. Kuneng akhirnya mati gantung diri. Dan sampai akhir hayatnya dia tidak pernah memahami permainan apa sebenarnya yang terjadi di atas semua perkara itu.

Sejak itu, setiap kali gedung raksasa di Jakarta itu disorot dilayar kaca, hatiku geram. Katanya gedung itu gedung rakyat. Katanya di gedung itu nasib rakyat dibela. Tapi apa yang menimpa Kuneng, bagiku cukup untuk tidak percaya pada apapun yang terdapat di gedung itu. Katakanlah nasib kami sebagai buruh tidak ada dalam catatan. Tidak dianggap sebagai bagian dari rakyat yang membutuhkan pembelaan.....

Tapi aku menyaksikan bagaimana harkat orang-orang dirampas, menyaksikan rumah-rumah digusur; Ibu-ibu menangis, anak-anak kucar-kacir kebingungan..... Aku bahkan menyaksikan bagaimana popor senapan mengamuk merenggut nyawa dan harga diri. Dan gedung raksasa itu tidak berbuat apa-apa selain bungkam.

Dan bapak.... Bapak duduk di sini, di tengah peluncuran sebuah buku yang ditulis atas kematian seorang buruh kecil, karena ketidakmampuan kalian membela nasibnya. Demi Tuhan.... Aku ingin sekali tahu, apakah kesadaran Bapak hadir di sini merupakan hasil proyek pembekalan yang menghebohkan itu?

MARSINAH MENINGGALKAN PAK DPR, BICARA PADA HADIRIN.

Kalian lihat itu? Bungkam. Apa aku bilang? Wakil rakyat itu, mestinya dibekali Rakyat, bukan sebaliknya.

DERAP SEPATU ITU KEMBALI TERDENGAR. MARSINAH SADAR DIA SUDAH HARUS MENYELESAIKAN TUGASNYA. IA SURUT PERLAHAN. MENDADAK TATAPANNYA BERUBAH, GELAP, GERAM.

Sebuah buku ditulis atas kematianku.... Lalu diluncurkan.... Lalu kalian semua hadir di sini menunjukan keprihatinan. Keprihatinan apa? Kalau ada yang berhak untuk prihatin di sini, aku. Akulah perempuan malang itu.... Aku Marsinah....

Demi Tuhan, aku ingin sekali bertanya, "Apa sebenarnya yang kalian pikir telah kalian perbuat untukku?" Penghargaan-penghargaan itu?  Buku yang diterbitkan itu? Atau jerih payah yang kalian berikan untuk menjadikanku seorang Pahlawan? Aku tidak pernah bercita-cita jadi Pahlawan.

MARSINAH TERSENDAT OLEH KEMARAHAN YANG MENDADAK MENDESAKNYA.

Aku nyawa yang tersumbat..... Aku kehidupan yang dihentikan dengan keji hanya karena aku mengira aku punya hak untuk mengatakan tidak.... Hanya karena mengira aku berhak untuk punya harapan, berhak punya jiwa dan raga.....

Memperjuangkan sesuap nasi untuk tidak terlalu lapar. Memperjuangkan sedikit tambahan uang untuk meningkatkan pendidikanku yang pas-pasan. Aku menyaksikan kawan-kawanku di PHK di bawah ancaman moncong senjata. Dan aku mencoba membelanya..... Aku hanya mencoba membelanya.... Dan karena itulah aku dianggap berbahaya dan layak untuk dibunuh.

Kalian tahu apa sebenarnya yang paling menyakitkan dari semua itu?  Kalian membiarkan dan menerimanya sebagai kebenaran..... Kebenaran sinting..... Kebenaran yang tidak bisa disentuh atau diapa-apakan.....

Kekuatan apa kira-kira yang mampu meremukkan tulang kemaluan seorang perempuan hingga merobek dinding rahimnya, kalau bukan kebiadaban?

SUARA-SUARA MASA LALU ITU KEMBALI MENYERGAP MARSINAH. IA TIBA-TIBA PANIK, SEOLAH SELURUH PENGALAMAN PAHIT DI MASA LALU ITU MENDADAK KEMBALI KE DALAM TUBUHNYA. IA BERPUTAR....

Aku ingat betul bagaimana rasa takut itu menyergapku, ketika tangan-tangan kasar tiba-tiba mengepungku dari belakang, mengikat mataku dengan kain, kencang, lalu mendorongku masuk ke sebuah mobil, yang segera meluncur, entah ke arah mana.....  Tidak ada suara..... Aku tidak tahu seberapa jauh aku dibawa..... Tapi aku ingat betul ketika mobil itu berhenti, aku didorong keluar kasar sekali. Aku diseret, asal.....  Aku tidak ingat seberapa jauh aku diseret-seret seperti itu. Aku hanya ingat tubuhku menggigil keras didera oleh rasa takut yang dahsyat.

Aku kemudian mendengar sebuah pintu dibuka tepat di hadapanku. Aku tidak tahu apakah kepalaku membentur tembok atau sebuah pentungan telah dipukulkan kekeningku. Aku hanya tahu aku tersungkur di lantai..... Ketika aku mencoba bergerak, beberapa kaki bersepatu berat dengan sigap menahanku, menginjak kedua tulang keringku, perutku, dadaku, kedua tanganku....

Kata-kata kotor berhamburan memaki, mengikuti setiap siksaan yang kemudian menyusul. Aku tidak tahu berapa kali tubuhku diangkat, lalu dibanting keras. Diangkat lagi, lalu dibanting lagi....  Ke lantai..... Ke sudut meja....Ke kursi.... Sampai akhirnya aku betul-betul tak berdaya.....

Kebiadaban itu tidak mengenal kata puas..... Aku bahkan sudah tidak bisa menggerakkan ujung tanganku ketika dengan membabi buta, mereka menggerayangi seluruh tubuhku.

MARSINAH KEMBALI TERSENDAT, GUGUP.

Tuhan! Hentikan ini..... Aku merintih dalam bathinku..... Aku meronta. Aku terus meronta.....   Aku berteriak-teriak sekuat tenaga meski aku tahu suaraku tidak akan terdengar. Suaraku bertarung melawan kain yang disumpal di mulutku. Mulut dan rahangku seakan terkoyak. Aku terus melawan..... Terus..... Sampai aku akhirnya kehabisan semuanya..... Suaraku.... Tenagaku..... Semua.....

Aku biarkan mereka melahapku sepuas-puasnya. Aku biarkan tulang-tulangku diremuk-remukkan.

Dan.....

MARSINAH TERSENDAT LAGI. TUBUHNYA BERGETAR KERAS.

Dan sebuah benda, besar, tajam, keras..... Yang aku tidak mampu membayangkan, apa....

Dihunjamkan menembus tulang kemaluanku.....

MARSINAH MENJATUHKAN TUBUHNYA. IA BERGERAK SETENGAH MERAYAP.

Tuhan, kenapa? Kenapa aku? Aku ingin sekali menangis, tapi aku tidak mampu. Aku terlalu remuk bahkan untuk meneteskan setetes air mata pun. Darah..... Aku melihat darah di mana-mana. Darah itu menghitam dan kotor..... Kotor sekali..... Dia melumuri perutku..... Melumuri kedua pahaku bagian dalam. Berceceran di lantai; belepotan dipintu, dikaki meja..... Di mana-mana.....   Itulah saat-saat paling akhir aku bisa merasakan sesuatu. Sesuatu yang terlalu menyakitkan.  Sesuatu yang menakutkannya.....  Yang kebiadabannya..... Demi Tuhan, tidak layak dialami siapapun.....

Aku merasa hina...... Aku merasa kotor..... Dan aku sendirian.....Aku betul-betul sendirian......

Aku berusaha mengangkat tubuhku mencari...... Entah apa..... Entah siapa yang kucari?  Nenekku Poerah dan adik-adikku? Ayahku.... Kawan-kawanku? Di mana kawan-kawanku?   Di mana kalian waktu itu?

Tuhan, kenapa... Kenapa kau biarkan kebiadaban merobek-robek kesucianku? Kenapa kau biarkan ketidakadilan menggerayangi harkat dan kehormatanku? Kau ajarkan kepadaku tentang cinta..... Tapi kau biarkan buasnya keserakahan merampas hakku memilikinya...... Kau beri aku rahim...... Kau janjikan kepadaku tentang mukjizat-mukjizatnya..... Tapi kenapa kau biarkan ia remuk oleh kekuasaan yang menakutkan. Kenapa?  Kenapa?

DENGAN SANGAT BERAT MARSINAH BANGKIT. DIA BERGERAK SEMPOYONGAN SEOLAH IA BARU SAJA DIPERKOSA.

Aku mengumpulkan seluruh tenagaku yang masih tersisa, lalu mencoba berzikir..... Tapi ketika aku hendak membuka mulutku memanggil asmanya.... Tuhan.... Mulutku terasa kelu... Aku merasa tidak layak..... Aku merasa terlalu kotor..... Kotor sekali......

Aku lalu mulai menghitung.... Satu, dua, sepuluh, seratus...... Terus..... Aku terus menghitung.... Enam ribu. Tujuh ribu. Sepuluh ribu...... Aku ingin sekali dapat melupakan ketakutanku. Aku ingin sekali dapat membunuh perasaan jijik yang menyerangku, tapi aku tidak berhasil...... Dalam keadaan remuk, aku berusaha keras untuk bangkit, lalu mulai berputar......

MARSINAH MULAI MEMUTAR TUBUHNYA, PELAN, SAMPAI MENJADI KENCANG.

Aku berputar...... Aku terus berputar..... Berputar..... Berputar...... Berputar....

MARSINAH TERSUNGKUR JATUH, HENING. TERDENGAR SUARA MEMBACAKAN LA ILLAH HA ILLALLAH (KOOR)
Aku rayakan kegilaanku pada penderitaanku yang tak tertahankan.... Aku pertontonkan dalam pesta dosa dan kenistaan..... Aku nyalakan bara dalam dadaku..... Aku biarkan asapnya mengepul dari setiap pori-poriku..... Api mengaliri pembuluh darahku..... Api napas di dalam paru-paruku.....  Seluruh diriku hangus, terbakar oleh kebencianku pada ketidakadilan.....

CAHAYA VERTIKAL MENIMPA KERAS TUBUH MARSINAH. MARSINAH MENGULURKAN TANGANNYA DAN MERAUP TANAH DI SEKITARNYA KE DALAM GENGGAMAN, BICARA LIRIH. DI KEJAUHAN, SESEORANG MEMBACAKAN "Yaa ayyatuhan nafsul...."

Tanah..... Tanah ini....   Tanah yang dulu memberiku kehidupan dan harapan, kini menyatu dengan daging dan tulang-tulangku. Kini, aku adalah tanah dan debu sekaligus.

MARSINAH MERAYAP UNTUK MENCAPAI BALE DAN MULAI BICARA LEBIH JERNIH.

Aku akan pergi sekarang..... Aku harus pergi......

CAHAYA PADA MARSINAH DISSOVE DENGAN CAHAYA PADA SEBUAH LAYAR DI MANA WAJAH MARSINAH YANG SESUNGGUHNYA TERPAMPANG.

Demi Tuhan.... Tidak ada sebenarnya yang aneh dari apa yang menimpa diriku, atau yang menimpa ribuan bahkan jutaan manusia lain yang senasib denganku. Kami adalah anak-anak bangsa ini. Sebuah bangsa yang korup..... Sebuah bangsa, di mana kekuasaan adalah segalanya.  Sebuah bangsa di mana apapun halal, demi kekuasaan.

Namun, kepadamu semua aku ingin mengingatkan! Kalian telah membiarkan kehidupanku terenggut. Jangan kalian biarkan ia terenggut sia-sia..... Menemukan siapa pembunuhku yang sesungguhnya, bagiku tidak lagi berarti apa-apa.

Namun, dengan sangat aku memohon, setidaknya, demi kawan-kawanku, "Temukanlah!!!....." Jauhkan mereka dari tangan-tangan kotor! Selamatkan mereka dari ketamakan orang-orang yang dengan pongah menganggap dirinya pemilik negeri ini.

Ketahuilah..... Menyelamatkan mereka, kalian telah menyelamatkan Negeri yang kalian cintai ini dari dosa dan kehancuran.......

TERDENGAR SUARA MEMBACAKAN TARHIM, CAHAYA PERLAHAN, FADE OUT.


27 September 1997.

Rabu, 26 September 2012

Mendengar


Mendengarkan adalah salah satu aspek paling penting dalam komunikasi efektif. Dengan menjadi pendengar yang baik dan sabar, kita tidak hanya mampu menyelesaikan berbagai masalah di pekerjaan atau di rumah, tetapi juga akan mampu melihat dunia dari sudut pandang orang lain. Dengan demikian, pemahaman kita terhadap berbagai hal akan menjadi semakin luas sehingga diri kita semakin berkembang. Berikut adalah beberapa tips untuk meningkatkan kemampuan mendengarkan kita:

Mengenakan Sepatu Orang Lain Seringkali kita secara otomatis memikirkan apa manfaatnya bagi kita dari apa yang dikomunikasikan orang lain pada kita. Mendengarkan secara aktif dan empatik tidak mengandung unsur pemikiran internal. Kita perlu memikirkan topik yang dikomunikasikan berdasarkan sudut pandang orang tersebut serta secara aktif berusaha memahami sudut pandang tersebut. Sungguh tidak bijaksana jika kita secara langsung menempatkan diri lebih pintar atau lebih tahu daripada orang yang berbicara. Karena dengan demikian, kita tidak akan benar-benar mendengarkan orang tersebut tetapi malah cenderung membandingkannya dengan pengalaman kita. Selalu ingatlah bahwa kita dikaruniai dua telinga dan satu mulut, maka kita perlu lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Kosongkan pikiran dan bersikap terbukalah pada apapun yang dikatakan orang lain pada kita. Lingkungan Fisik Kondusif Minimalisir atau hilangkanlah segala macam gangguan sehingga kita akan dapat memberikan perhatian penuh pada orang yang berbicara. Pilihlah tempat yang nyaman dan bebas gangguan. Seringkali sedikit gerakan atau
suara dapat mengalihkan konsentrasi baik pembicara maupun pendengar. Gerakan orang lalu-lalang, bunyi denting peralatan makan di restoran atau cafe, atau suara lalu lintas dapat mengganggu efektivitas komunikasi.

Bahkan kadang hal-hal yang tidak kita sadari pun dapat menganggu. Lebih baik jika kita mematikan telepon genggam karena sistem getar pun dapat menyebabkan gangguan bagi pendengar maupun pembicara. Apalagi jika telepon bergetar di atas meja yang menimbulkan bunyi cukup keras. Aktivitas fisik seperti mengubah posisi duduk atau berdiri, bahkan gerakan tangan atau kaki saat berkomunikasi dapat menjadi pengalih perhatian sesaat yang cukup untuk mengganggu perhatian
kedua belah pihak.

Sensitif terhadap Catatan Beberapa orang suka mencatat saat mendengarkan, baik mencatat di atas kertas atau secara elektronik. Aktivitas mencatat itu sendiri dapat menjadi gangguan karena menimbulkan ketidaknyamanan pembicara dalam membuka diri, terutama untuk hal-hal yang bersifat sensitif dan negatif. Mencatat secara elektronik, misalnya menggunakan laptop atau tablet (ipad/tab), dapat menimbulkan pemikiran asumtif dalam benak pembicara bahwa pendengar mendengarkan sambil kesalahan karyawan. Karyawan yang melakukan kesalahan dengan bertindak sengaja. Mereka mungkin tidak menghargai efek dari perilaku mereka, tetapi dalam kebanyakan kasus mereka bertindak dengan itikad yang baik. Ini merupakan hubungan sebab akibat yang belum dibuat. 

Peran Anda sebagai manajer adalah untuk membantu bawahan melihat bagaimana perilaku mereka yang telah membuat kesalahan dengan memperlakukannya seperti anak-anak. Tujuan akhirnya adalah membuat bawahan menentukan pilihan yang benar di waktu berikutnya. Hal ini paling baik dilakukan dengan melakukan diskusi tidak langsung. Sebuah teknik yang baik adalah menanyakan dengan cara tidak menghakiminya. “Apa yang terjadi?” Biarkan karyawan menemukan bagaimana tindakan mereka berkontribusi pada kesalahan.


Tentukan konflik

Bukan berarti mendefinisikan hanya apa yang Anda lihat sebagai konflik. Cari tahu sudut pandang pihak lain mengenai konflik tersebut. Bantuan ini untuk memastikan Anda dan lawan konflik mengidentifikasikan mengenai permasalahaan dan Anda tidak bekerja mencari penyelesaian konflik yang saling bertentangan.
Jadilah spesifik dan ambillah contoh - contoh konkret dari konflik serta konsekuensi yang disebabkan oleh konflik.


Tentukan jika konflik tersebut benar-benar berlaku J i k a A n d a t e l a h mengidentifikasikan perselisihan, tentukan bahwa konflik merupakan masalah yang dapat berdampak sangat negatif, konsekuensi p e k e r j a a n A n d a s e p e r t i mempengaruhi produktivitas, reputasi, hubungan dengan rekan kerja dan sebagainya., juga perasaan pribadi Anda terhadap masalah ini. Bila mungkin, bertatap muka lebih mudah untuk bersembunyi dibalik email dan memo daripada terlibat dalam diskusi tatap muka. Ketika kita menghadapi seseorang, kita mendengar suara mereka, melihat bahasa tubuh dan ekspresi mereka dan akan menjadi lebih manusiawi. Membahas melalui email dan lainnya dapat membuat penafsiran kita sendiri tentang siapa dan apa yang ada di pihak lain. Kami menciptakan karakteristik pribadi dan atribut mereka sebagai kebenaran tentang “sisi lain” dan kita dapat membangun citra agak negatif, dan sering tidak benar mengenai personal mereka. Melalui tatap memungkinkan kita untuk mengetahui karakter kepribadian dan memungkin mereka mengenal dan memahami kami lebih baik.

Bersikaplah terbuka untuk solusi yang berbeda

Solusi yang disetujui mungkin tidak persis dengan yang Anda harus lakukan. Pihak lain mungkin memiliki ide yang lebih baik atau ide terbaik bisa menjadi kombinasi dari Anda dan mereka. Berpikiran terbuka dan mempertimbangkan solusi yang diajukan oleh orang lain. Konflik terkadang timbul disebabkan karena masalah kecil seperti saling menghasut, kemarahan, kebencian, frustrasi dan putus asa. Ini adalah situasi akrab, dimana Anda dan orang lain tidak bisa mencapai kesepakatan atau kesamaan, saat Anda dan terlibat konflik. Resolusi konflik mungkin teknik yang tepat. Akui masalah


Jika Anda dan orang lain mengalami konflik mengenai sesuatu, akui pada diri Anda sendiri bahwa kita terlibat masalah. Ini merupakan langkah pertama menuju resolusi dengan menemukan landasan bersama. Menerima perbedaan pendapat secara signifikan dapat menjadi cara yang ironis dan memulai membangun atas kesepakatan resolusi konflik. Anda perlu tahu bagaimana jika Anda ikut bersalah dan menjadi sumber konflik, cara termudah untuk menyelesaikan konflik adalah mengakui jika Anda salah dan menyalahkannya. Jika Anda yakin tidak bersalah, hal ini dapat membantu menenangkan situasi.

Orang yang kuat di tempat kerja adalah orang yang bertanggung jawab. Luangkan waktu untuk menganalisis Jangan takut untuk menganalisis situasi yang tentunya memiliki dua manfaat. Pertama adalah menempatkan konflik di belakang, dan memberikan Anda waktu untuk orang lain mendinginkan serta mempertimbangkan masalah tersebut. Kedua adalah menganalisis rasional dari konflik, Anda dapat lebih mudah menemukan sumber itu dan bagaimana cara untuk memperbaiki dan mencegah konflik serupa di masa yang akan datang.


Jadilah humble (rendah hati) salah satu langkah manajemen konflik termudah adalah belajar menjadi rendah hati. Kualitas ini memiliki efek yang menakjubkan karena dapat menghilangkan ke t e ga n ga n b a h kan ya n g sangat kontroversial sekalipun. Kerendahhatian membantu Anda menilai diri sendiri dan bertanggung jawab.
Sumber: MDI News No. 173/XVIII/Januari 2012

Senin, 24 September 2012

RAHASIA IBLIS

Suatu ketika Nabi Muhammad sedang makan-makan bersama-sama para sahabatnya seperti biasanya. Nabi Muhammad melihat kenyataan bahwa salah satu sahabatnya ketika mulai makan tidak membaca "bismillah...", Rasul mendiamkan saja situasi tersebut sambil terus memperhatikan tingkah laku sahabatnya tersebut. Ketika selesai makan, sahabatnya tersebut membaca "Bismillahi bi awwalihi wal akhirihi", maka mendadak Rasulullah Muhammad SAW tersenyum melihat kelakuan dari sahabatnya tersebut. Karena sahabatnya tersebut telah mempermainkan iblis.
Bahwa seseorang melakukan suatu perbuatan tanpa dimulai dengan bismillah..., maka iblis akan ikut serta dalam perbuatannya tersebut, dalam hal ini, iblis ikut makan makanan yang dimakan oleh sahabat tersebut. dengan membaca "Bismillahi bi awwalihi wal akhirihi" maka terpaksa Iblis memuntahkan kembali segala yang telah ikut dia makan bersama sahabat tersebut.***
Allah SWT telah memerintahkan seorang Malaikat menemui Iblis supaya dia menghadap Rasulullah saw untuk memberitahu segala rahasianya, baik yang disukai maupun yang dibencinya. Hikmatnya ialah untuk meninggikan derajat Nabi Muhammad SAW dan juga sebagai peringatan dan perisai kepada umat manusia.
Maka Malaikat itu pun berjumpa Iblis dan berkata, "Hai Iblis! Bahwa Allah Yang Maha Mulia dan Maha Besar memberi perintah untuk menghadap Rasullullah saw. Hendaklah engkau buka segala rahasiamu dan apapun yang ditanya Rasulullah hendaklah engkau jawab dengan sebenar-benarnya. Jikalau engkau berdusta walau satu perkataan pun, niscaya akan terputus semua anggota badanmu, uratmu, serta disiksa dengan azab yang amat keras".
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat ketakutan. Maka segeralah dia menghadap Rasulullah SAW dengan menyamar sebagai seorang tua yang buta sebelah matanya dan berjanggut putih 10 helai, panjangnya seperti ekor lembu. Iblis pun memberi salam, sehingga 3 kali tidak juga dijawab oleh Rasulullah saw. Maka Iblis (alaihi laknat) berkata, "Ya Rasulullah! Mengapa engkau tidak mejawab salamku? Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?"
Maka jawab Nabi dengan marah, "Hai Aduwullah - seteru Allah!Kepadaku engkau menunjukkan kebaikanmu? Janganlah mencoba menipuku sebagaimana kau tipu Nabi Adam a.s sehingga keluar dari syurga, Habil mati teraniaya dibunuh Qabil dengan sebab hasutanmu, Nabi Ayub engkau tiup dengan asap beracun ketika dia sedang sujud sembahyang hingga dia sengsara beberapa lama, kisah Nabi Daud dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah azza wajalla, cuma salammu saja aku tidak hendak menjawabnya karena diharamkan Allah. Maka aku kenal baik-baik engkaulah Iblis, raja segala iblis, syaitan dan jin yang menyamar diri. Apa kehendakmu datang menemuiku?"
"Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah. Karena engkau adalah Khatamul Anbiya maka dapat mengenaliku. Kedatanganku adalah diperintah Allah untuk memberitahu segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam hingga akhir zaman. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu dengan sebenarnya, tiadalah aku berani menyembunyikannya."Maka Iblis pun bersumpah menyebut nama Allah dan berkata, "Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang sepatah pun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu."Apabila mendengar sumpah Iblis itu, Nabi pun tersenyum dan berkata dalam hatinya, inilah satu peluangku untuk menyiasati segala perbuatannya agar didengar oleh sekalian sahabat yang ada di majlis ini dan menjadi perisai kepada seluruh umatku.
"Hai Iblis! Siapakah sebesar-besar musuhmu dan bagaimana aku terhadapmu?"
"Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling besar di antara segala musuhku di muka bumi ini."Maka Nabi pun memandang muka Iblis, dan Iblis pun menggeletar karena ketakutan.
"Ya Khatamul Anbiya! Ada pun aku dapat merubah diriku seperti sekalian manusia, binatang dan lain-lain hingga rupa dan suara pun tidak berbeda, kecuali dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh Allah. Kiranya aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah diriku menjadi abu. Aku cabut iktikad/niat anak Adam supaya menjadi kafir karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu jugalah aku berusaha menarik mereka kepada kafir, murtad atau munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam neraka dan kekal di dalamnya bersamaku."
"Hai Iblis! Bagaimana perbuatanmu kepada makhluk Allah?" Tanya Nabi berikutnya
"Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya meninggalkan sholat, terbuai dengan makan minum, berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda daripada emas, perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya hasilnya dibelanjakan ke jalan haram. Demikian juga ketika pesta yang bercampur antara lelaki dan perempuan. Disana aku lepaskan sebesar-besar godaan supaya hilang peraturan dan minum arak. Apabila terminum arak itu maka hilanglah akal, fikiran dan malunya. Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga kepada pekerjaan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka, terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu, peminjam dan pencuri. Apabila mereka teringat akan salah mereka lalu hendak bertaubat atau berbuat amal ibadat, aku akan rayu mereka supaya mereka menangguhkannya. Bertambah keras aku goda supaya menambahkan maksiat dan mengambil isteri orang. Bila kena goda hatinya, datanglah rasa ria, takabur, megah, sombong dan melengahkan amalnya. Bila pada lidahnya, mereka akan gemar berdusta, mencela dan mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat."
"Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan menambahkan laknat yang besar serta siksa yang besar di neraka yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu? Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?" Tanya Nabi kemudian.
"Semuanya itu adalah anugerah daripada Allah Yang Maha Besar juga. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa diriku telah beribu-ribu tahun menjadi ketua seluruh Malaikat dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke satu langit yang tinggi. Kemudian Aku tinggal di dunia ini beribadat bersama sekalian Malaikat beberapa waktu lamanya. Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu Allah menciptakan lelaki (Nabi Adam) lalu dititahkan seluruh Malaikat memberi hormat kepada lelaki itu, kecuali aku yang ingkar. Oleh karena itu Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan rupawan dan bercahaya itu bertukar menjadi keji dan kelam. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah menjadikan Adam raja di syurga dan dikurniakan seorang permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari. Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
“ Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang menyuruh Adam memakan buah Khuldi, lalu keduanya diusir dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga mereka mendapat beberapa orang anak.. Kemudian kami hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya Habil. Itu pun aku masih tidak puas hati dan berbagai tipu daya aku lakukan hingga Hari Kiamat. Sebelum Engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala rahasia serta tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadat serta balasan pahala dan syurga mereka. Kemudian aku turun ke dunia, dan memberitahu manusia yang lain daripada apa yang sebenarnya aku dapatkan, dengan berbagai tipu daya hingga tersesat dengan berbagai kitab bid'ah dan carut-marut. Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak dibenarkan oleh Allah untuk naik ke langit serta mencuri rahasia, kerana banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu langit. Jika aku berkeras juga hendak naik, maka Malaikat akan melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah banyak bala tenteraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan semuanya terbakar menjadi abu. Maka besarlah kesusahanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas menghasut."
"Hai Iblis! Apakah yang pertama engkau tipu dari manusia?" Tanya Nabi lagi
"Pertama sekali aku palingkan iktikad / niatnya, imannya kepada kafir juga ada dari segi perbuatan, perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga, aku akan tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-kelamaan mereka akan terjerumus mengikut kemauan jalanku"
"Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, bagaimana keadaanmu?" Tanya Nabi.
"Sebesar-besarnya kesusahanku. Gementarlah badanku dan lemah tulang sendiku. Maka aku kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda seorang manusia, pada setiap anggota badannya. Setengah-setengahnya datang pada setiap anggota badannya supaya malas sholat, was-was, terlupa bilangan rakaatnya, bimbang pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, senantiasa hendak cepat habis sholatnya, hilang khusyuknya - matanya sentiasa menjeling ke kiri kanan, telinganya senantiasa mendengar orang bercakap serta bunyi-bunyi yang lain. Setengah Iblis duduk di belakang badan orang yang sembahyang itu supaya dia tidak kuasa sujud berlama-lama, penat atau duduk tahiyat dan dalam hatinya senantiasa hendak cepat habis sholatnya, itu semua membawa kepada kurangnya pahala. Jika para Iblis itu tidak dapat menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum mereka dengan seberat-berat hukuman."
"Jika umatku membaca Al-Quran karena Allah, bagaimana perasaanmu?" Tanya Nabi
"Jika mereka membaca Al-Quran karena Allah, maka rasa terbakarlah tubuhku, putus-putus segala uratku lalu aku lari daripadanya."
"Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana perasaanmu?" Tanya Nabi
"Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya."
"Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?" Tanya Nabi
"Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling besar bahayanya kepadaku. Apabila masuk awal bulan Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi, bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar serta tidak dicatatkan dosanya selama dia berpuasa. Yang menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya siang malam mendoakan ampunan bagi orang yang berpuasa. Satu lagi kemuliaan orang berpuasa ialah dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga dibuka seluas-luasnya, serta dihembuskan angin dari bawah Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah habis umatmu berpuasa barulah aku dilepaskan dengan perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa rasa takut dibandingkan bulan biasa."
"Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?" Tanya Nabi
"Seluruh sahabatmu juga adalah sebesar - besar seteruku. Tiada upayaku melawannya dan tiada satu tipu daya yang dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah berkata: "Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit, jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat petunjuk." Saidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia menjadi wazirul a'zam. Bahkan engkau sendiri telah mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan Abu Bakar. Tambahan pula dia telah menjadi mertuamu karena engkau menikah dengan anaknya, Saiyidatina Aisyah yang juga banyak menghafadz Hadits-haditsmu.
Saidina Umar Al-Khattab pula tidaklah berani aku pandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan hokum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang wajahnya, maka gemetarlah segala tulang sendiku karena sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi engkau telah mengatakan, "Jikalau adanya Nabi sesudah aku maka Umar boleh menggantikan aku", karena dia adalah orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan Islam hingga digelar 'Al-Faruq'.
Saidina Usman Al-Affan lagi, aku tidak bisa bertemu, karena lidahnya senantiasa bergerak membaca Al-Quran. Dia penghulu orang sabar ,penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu sebanyak dua kali. Karena taatnya, banyak Malaikat dating melawat dan memberi hormat kepadanya karena Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau mengatakan, "Barang siapa menulis Bismillahir rahmanir rahim pada kitab atau kertas-kertas dengan dakwat merah, nescaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati syahid."
Saidina Ali Abi Talib pun itu aku sangat takut karena hebatnya dan gagahnya dia di medan perang,tetapi sangat sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka karena dia sangat kuat beribadat serta beliau adalah golongan orang pertama memeluk agama Islam dan tidak pernah menundukkan kepalanya kepada sembarang berhala. Bergelar 'Ali Karamullahu Wajhahu' - dimuliakan Allah akan wajahnya dan juga 'Harimau Allah' dan engkau sendiri berkata, "Akulah negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya." Tambahan pula dia menjadi menantumu, semakin aku ngeri kepadanya."
"Bagaimana tipu daya engkau kepada umatku?" Tanya Nabi
"Umatmu itu ada tiga macam. Yang pertama seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia supaya mengerjakan perintah Allah serta meninggalkan laranganNya seperti kata Jibril a.s, "Ulama itu adalah pelita dunia dan pelita akhirat." Yang kedua umat tuan seperti tanah yaitu orang yang sabar syukur dan ridha dengan karunia Allah. Berbuat amal soleh, tawakal dan kebajikan. Yang ketiga umatmu seperti Firaun; terlampau tamak dengan harta dunia serta dihilangkanamal akhirat. Maka akupun bersukacita lalu masuk ke dalam badannya, aku putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku hela ke mana saja mengikuti kehendakku. Jadi dia senantiasa bimbang kepada dunia dan tidak hendak menuntut ilmu, tiada masa beramal ibadat, tidak hendak mengeluarkan zakat, miskin hendak beribadat. Lalu aku goda agar minta kaya dulu, dan apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka dilupakan beramal, tidak berzakat seperti Qarun yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia senantiasa bimbang akan hartanya dan setengahnya asyik hendak merebut dunia harta, bercakap besar sesama Islam, benci dan menghina kepada yang miskin, membelanjakan hartanya untuk jalan maksiat, tempat judi dan perempuan lacur."
"Siapa yang serupa dengan engkau?" Tanya Nabi
"Orang yang meringankan syariatmu dan membenci orang belajar agama Islam."
"Siapa yang mencahayakan muka engkau?" Tanya Nabi
"Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi palsu, pemungkir janji."
"Apakah rahasia engkau kepada umatku?" Tanya Nabi
"Jika seorang Islam pergi buang air besar serta tidak membaca doa pelindung syaitan, maka aku gosok-gosokkan najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari."
"Jika umatku berhubungan badan dengan isterinya, bagaimana hal engkau?" Tanya Nabi
"Jika umatmu hendak bersetubuh dengan isterinya serta membaca doa pelindung syaitan, maka larilah aku dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan isterinya, dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya. Jika menjadi anak maka anak itu akan gemar kepada pekerjaan maksiat, malas, pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka makan tanpa membaca Bismillah, aku yang dahulu makan daripadanya. Walaupun mereka makan, tiadalah merasa kenyang."
"Dengan jalan apa dapat menolak tipu daya engkau?" Tanya Nabi
"Jika dia berbuat dosa, maka dia kembali bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan perbuatannya. Apabila marah segeralah mengambil air wudhu', maka padamlah marahnya."
"Siapakah orang yang paling engkau lebih sukai?" Tanya Nabi
"Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan) selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang, bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu."
"Hai Iblis! Siapakah saudara engkau?" Tanya Nabi
"Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang yang matanya terbuka (mendusin) di waktu subuh tetapi menyambung tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian jua pada waktu zuhur, asar, maghrib dan isya', aku beratkan hatinya untuk sholat."
"Apakah jalan yang membinasakan diri engkau?" Tanya Nabi
"Orang yang banyak menyebut nama Allah, bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat, banyak tadarus Al-Quran dan sholat tengah malam."
"Hai Iblis! Apakah yang memecahkan mata engkau?" Tanya Nabi
"Orang yang duduk di dalam masjid serta beriktikaf di dalamnya"
"Apa lagi yang memecahkan mata engkau?" Tanya Nabi
"Orang yang taat kepada kedua ibu bapanya, mendengar kata mereka, membantu makan, pakaian, mereka selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda, 'Syurga itu di bawah tapak kaki ibu'"
disadur dari : yangtercecer.blogspot.com